Welcome


Selasa, 25 Januari 2011

JEMBATAN ADAM BRIDGE/ RAMA BRIDGE

Jembatan yang satu ini, memang cukup unik. Berbeda dengan jembatan – jembatan lain di dunia, keberadaannya tidak di darat melainkan di bawah air laut. Keberadaan jembatan ini baru akan nyata bila air laut sedang surut, khususnya tatkala bulan sedang tidak bersinar. Saat bulan tak bersinar, air laut akan surut dan jembatan bisa terlihat dengan mata telanjang.Tapi bila sedang bulan purnama penuh air laut meninggi dan gelombang laut jadi besar sehingga jembatan tidak terlihat.


Konstruksinya akan terlihat nyata bila kita lihat dari udara. Jembatan yang panjangnya 18 mil atau sekitar 30 km dengan lebar hampir 100 meter tampak meliuk seperti seekor ular. Badan arkeologi Sri Lanka banyak menerima gambar2 hasil pemotretan dari satelit,,khususnya yang dipotret oleh NASA(badan antariksa milik AS)menunjukan liku-liku konstruksi jembatan, yang terdiri dari tumpukan batu karang berbentuk balok ataupun tidak beraturan. Namun satu sama lain berdiri kokoh seperti dalam satu ikatan, yang tidak ada tanda-tanda kerusakan selama jutaan tahun.

Sampai sekarang para arkeologi Sri Lanka, tidak mengetahui berapa bobot tumpukan-tumpukan konstruksi batu itu.Hubungan antara batu karang yang satu dengan yang lain sulit dibongkar seperti ikatan batu pyramid Mesir atau tembok cina.

Kendati belum diketahui bobot timbangnya namun ditaksir tidak kurang antara 10 ton – 20 ton setiap baloknya.
Meskipun jembatan ini diperkirakan sudah berabad-abad lalu, namun perhatian masyarkat dunia belum berfokus pada jembatan ini, karena masih diaanggap tumpukan karang biasa. Masyarakat Sri Lanka dan India yang mayoritas beragama Hindu berpendapat Jembatan ini sebagai tempat suci dan sakral karena dibangun oleh Raja Sri Rama, ketika akan menyebrangi Alengka Dirja (sekarang Sri Lanka), kerajaan Rahwana yang menyekap istrinya yaitu Dewi Sinta.

Dibantu Pangliama Kera Hanuman,dan jutaan pasukan kera dari Raja Sugriwa , Sri Rama mengurug lautan dengan batu karang dan membangun jembatan selama bertahun-tahun.Ahirnya tugas mulia yang diemban Hanuman selesai, dan pasuka Rama berhasil menaklukan kerajaan Alengka serta merebut Dewi Sinta.Epik kisah Ramayana ini, di Indonesia masuk kalender pariwisata nasional.Setiap purnama di kompleks Candi Prambanan di pentaskan sebuah Sendra Tari Ramayana.

Semua kisah tentang perjalanan hidup manusia kera dan Rama, terangkum dalam kitab suci Ramayana yang ditulis pendeta Walmiki.Untuk mengenang jasa Hanuman dalam membangun jembatan raksasa ini dibangun, sekarang di dekat pantai jalan masuk ke rama Bridge, didirikan kuil Hanoman.

Menurut Dr.Vijaya Laksmi Profesor Arkeologi mengungkapakan bahwa usia obyek penelitaian ini berkisar 1.750.000-2.000.000 tahun sedangkan berdasarkan cakram waktu Hindu berada pada kisaran waktu Sathya yaitu sekitar 1.728.000 tahun. Sementara pada masa Tredha 1.296.000 tahun, masa Kali 4.320.000 tahun dan masa Dwapara 8.640.000 tahun yang lalu.


Pada tahap awal ini, pusat perhatian penelitian tertuju pada aspek-aspek yang lebih luas. Pertama, menelusuri aspek-aspek arkeologis,sambil menelusuri berapa tahun jembatan batu karang itu. Diduga kuat usianya lebih tua dari pyramid di Mesir yang dibangun oleh Raja Fir’aun. Aspek kedua adalah meneliti perkembangan anthropologis, jutaan tahun silam dan perkembangan kebudayaan.


Dari arkeologis para peneliti mencari tahu siapa sebenarnya arsitek yang membangun jembatan tsb. Sebab dengan teknologi sekarang, pembangunan tersebuat masih belum terjangakau akal. Tidak terbayangkan orang2 terdahulu membangun sebuah jembatan yang kokoh sepanjang 18 mil di atas permukaan laut yang cukup ganas ombaknya.batuan karang yang rata rat 10 -20 ton tersusun rapi dan kokoh menahan gelombang laut yang ganas selama berabad-abad.gambaran pembangunan itu terekam dalam kitab suci umat Hindu ribuan tahun lalu secara rinci oleh Walmiki.

Dalam kitab itu , Walmiki mengungkapkan Sri Rama membutuhkan bantuan jutaan ekor kera untuk mengangkut batu dan mngurug lautan.
Bila melihat postur kera seperti sekarang,agak sulit diterima akal bila makhluk itu mampu berkolaborasi dengan manusia yang notabene jumlahnya saat itu masih terbatas. Bantuan pasukan itu datang dari Sugriwa, raja kera yang yang tengah berseteru dengan saudaranya Subali. Setelah ada kesepakatan, Sri Rama membantu merebut tahta saugriwa dari Subali. Setelah berhasil bangsa kera mambantu Rama membangun jembatan penyebrangan dari Rameswaram (India) je Sri Lanka.

Yang menjadi bahan pertanyaan para ahli arkeologi Sri Lanka dan UNICEF adalah, benarkah sosok Raja Sri Rama yang brilian itu pernah lahir di muka bumi, dan membuat karya yang spektakuler??? Kalau pernah ada dari bangsa mana, dan pada masa apa kehadirannnya. Karena dalam kitab suci itu diungkapkan bahwa Rama di bantu jutaan kera membangu jembatan ke Alengka.

Dari hasil penelitian lanjutan terungakap, yang pasti Sri Rama bukan dari ras Homo Sapiens (bangsa kera), tapi diduga kuat dari peralihan homo sapiens ke Australiensis. Ras ini memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggai, yang mampu membuat sebuah mahakrya dunia yang tahan oleh hempasam waktu, gelombang laut yang cukup ganans selama ribuan tahun.
Mengenai aspek anthropologis, para ahli menemukan penamaan ADAM BRIDGE erat kaitannnya dengan kehadiran sosok Nabi Ada, yang di duga kuat diturunkan di Sri lanka, tatkala untuk pertama kali ia menjajaka kakinya ke dunia.
Menurut Deraniyagaala pengarang buku ” The Early man and The Rise of Civilization in Sri Lanka” dari sejumlah bukti yang ada, baik berupa artefak dan peralatan hidup lainnya, sejak 2.000.000 tahun yan lalu di Sri Lanka memang telah ada komunitas kehidupan yang aktif. Salah satu buktinya adalah, penemuan kerangka manusia raksasa yang diperkirakan hidup di zaman periode Stya. Memiliki postur tubuh jangkung dengan ketinggian sekitar 60 hasta atau setinggi pohon kelapa. Kini para ahli masih meneliti apakah jerangka manuisia raksasa itu, hidup di zaman nabi Adam atau di zaman Nabi Nuh.
Di kaki gunung Himalaya. Di India pun, konon sudah memiliki kehidupan sekelompok masyarakat yang sudah rapi struktur kehidupan. Perdaban modern di Sri lanka, mobilitas migrasinya menggunakan jembatan Adam Bridge ketimbang menggunakan jalur laut yang ombaknya ganas. Selama ribuan tahun mereka bermigrasi ke seluruh daratan Asia terus sampai ke Timur jauh sebelum kemudian jembatab itu ditenggekamkan oleh air laut akibat mencairnya es di Kutub Utara...


(Dikutip dari harian Pikiran Rakyat, Dedi Riskomar, wartawan senior, dan menjadi member of IFAJ yang berpudst di Norwegia)

biografi irfan bachdim

Irfan Bachdim

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Irfan Bachdim
Irfan bachdim.jpg
Informasi pribadi
Nama lengkap Irfan Haarys Bachdim
Tanggal lahir 11 Agustus 1988 (umur 22)
Tempat lahir    Amsterdam, Belanda
Tinggi 1.72 m (5 ft 8 in)
Posisi bermain Gelandang, penyerang
Informasi klub
Klub saat ini Persema Malang
Nomor 10
Klub junior
1999-2001
2002
2003-2007
Ajax Amsterdam
SV Argon
FC Utrecht
Klub senior1
Tahun Klub Tampil (Gol)
2008-2009
2009
2010-
FC Utrecht
HFC Haarlem
Persema Malang
1 (0)
19 (2)
6 (3)   
Tim nasional2
2010-  Indonesia 8 (2)
1 Penampilan dan gol di klub senior
hanya dihitung dari liga domestik dan
akurat per 23 November 2010.
2 Penampilan dan gol di tim nasional
akurat per 30 Desember 2010.
Irfan Haarys Bachdim (lahir di Amsterdam, 11 Agustus 1988; umur 22 tahun) adalah pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda.[1] Saat ini ia memperkuat Persema Malang di Liga Premier Indonesia. Ia juga tergabung dalam timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl untuk Piala AFF 2010. Dalam bermain, ia bisa menempati berbagai posisi seperti penyerang, gelandang maupun sayap.[2][3]

Daftar isi

[sembunyikan]

Latar belakang

Ayah Irfan, Noval Bachdim merupakan warga negara Indonesia yang dilahirkan di Malang dan menetap di Lawang, Malang hingga tahun 80-an, sebelum tinggal di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Ibunya Hester van Dijic adalah warga negara Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Kakeknya Ali Bachdim adalah purnawirawan TNI Angkatan Laut.[3]
Irfan terlahir dari keluarga pesepakbola. Ayahnya merupakan mantan pesepakbola dari klub PS Fajar Lawang (anggota kompetisi internal Persekam Malang) pada era 80-an. Kakeknya Ali Bachdim merupakan mantan pemain Persema Malang, PSAD Jakarta, dan PS Hisbul Wathon yang mayoritas beranggota pemain keturunan Arab.[4][3]

Karier

Di Belanda

Irfan mulai bermain sepak bola di akademi sepakbola Ajax Amsterdam. Setelah tiga tahun ia pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia bermain sebagai gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht, dan menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia kemudian bermain untuk tim junior Utrecht, dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior. Setelah kontraknya tidak diperpanjang lagi, maka pada bulan Juli 2009 ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem.[5]

Di Indonesia

Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan dan para pemain muda berlaga amal untuk tokoh sepak bola Lucky Acub Zaenal di Stadion Gajayana, Malang.[6] Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jeffrey Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim.
Ketikak Persema memutuskan hijrah dari Liga Super Indonesia ke Liga Primer Indonesia, Irfan sempat ingin meninggalkan Persema karena ancaman tidak dapat memperkuat timnas.[7][8] Namun akhirnya ia memilih berkomitmen dengan Persema dengan menandatangani kontrak selama tiga tahun[9][10], karena terus-menerus diintimidasi oleh PSSI untuk keluar dari Persema,[11][12] meski beberapa klub LSI menawarkan kontrak besar.[12] Akhirnya Menpora menjamin haknya untuk tampil di timnas[13] dan ia dipanggil untuk memperkuat tim nasional U-23 Sea Games 2011 dan kualifikasi Olimpiade 2012.[10]

Tim nasional

Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian Games Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.
Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesia ia awali ketika timnas menang 6-0 di laga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010. Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut. [14]

Gol Internasional

Irfan Bachdim: Gol Internasional
Gol Tanggal Stadion Lawan Skor Hasil Laga
1 1 Desember 2010 Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia  Malaysia 5–1 5–1 Piala Suzuki AFF 2010
2 4 Desember 2010 Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia  Laos 0–4 0–6 Piala Suzuki AFF 2010